Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran fisik dari waktu
ke waktu.
Sedangkan perkembangan adalah bertambahnya fungsi tubuh seperti pendengaran,
penglihatan, kecerdasan, tanggung jawab dan lain-lain.
Setiap anak memiliki garis pertumbuhan yang berbeda-beda, anak tersebut
akan tumbuh mengikuti pola pertumbuhan normalnya.
Demikian pula dengan perkembangan fungsi tubuh, setiap
anak memiliki tahapan perkembangan menuju ke fungsi yang lebih baik
(Hasan dan Alatas, 1985).
Ciri pertumbuhan adalah dapat diukur secara kuantitatif, mengikuti
perjalanan waktu dan dalam keadaan normal setiap anak memiliki jalur
pertumbuhan tertentu. Sebuah organ yang tumbuh berarti organ itu akan menjadi
besar, karena sel-sel dan jaringan diantara sel bertambah banyak.
Selama pembiakan, sel berkembang menjadi sebuah alat
(organ) dengan fungsi tertentu. Pada permulaannya, organ ini masih sederhana
dan fungsinya belum sempurna. Lambat laun organ tersebut dengan fungsinya akan
tumbuh dan berkembang menjadi organ yang matang, seperti yang diperlukan orang
dewasa. Dengan demikian pertumbuhan, perkembangan dan kematangan tidak dapat
dipisahkan satu dari yang lain (Hasan dan Alatas,
1985).
Untuk perkembangan
yang normal diperlukan pertumbuhan yang selalu bersamaan dengan kematangan
fungsi. Untuk pertumbuhan dan perkembangan anak yang optimum diperlukan
berbagai faktor, misalnya makanan harus disesuaikan dengan keperluan anak yang sedang tumbuh.
Penyakit infeksi akut maupun kronis menghambat pertumbuhan dan perkembangan
anak, sehingga pencegahan penyakit menular merupakan hal yang penting, di
samping diperlukan bimbingan, pembinaan, perasaan aman dan kasih sayang dari
ayah dan ibu yang hidup rukun, bahagia dan sejahtera dalam lingkungan yang
sehat (Hasan dan Alatas, 1985).
Sebelum bayi lahir terdapat pertumbuhan yang cepat
sekali, yaitu dari seorang makhluk yang terdiri hanya dari satu sel sampai
terjadi seorang bayi yang setelah dilahirkan dapat hidup sendiri terpisah dari
ibunya. Triwulan pertama masa embrio sangat penting, karena merupakan masa
pembentukan organ dan beberapa organ telah mulai bekerja. Bila dalam masa ini
pertumbuhan embrio dipengaruhi oleh obat, penyakit virus atau radiasi, maka
akan terjadi perubahan pada organ yang sedang tumbuh tersebut yang selanjutnya
akan menyebabkan kelainan bawaan. Dalam triwulan berikutnya janin lebih tahan, beberapa
organ telah selesai pertumbuhannya. Pada masa ini terutama terjadi perkembangan
fungsi dan panjang janin juga bertambah. Akhir bulan keempat panjang janin 35 cm (kira-kira 70%
dari panjang badan bayi baru lahir). Selama triwulan terakhir, berat badan
bertambah dengan cepat sekali dan terutama terdapat penambahan jaringan lemak
di bawah kulit (Hasan dan Alatas, 1985).
Bayi lahir dengan berat rata-rata 3000 gram dan panjang
badan 48 cm di Indonesia, sedangkan di negara maju berat badan rata-rata bayi
baru lahir adalah 3300 gram dan panjang 50 cm. Pada bayi baru lahir besar
kepala merupakan ¼ panjang badan, sedangkan anggota gerak kira-kira ¼ panjang
badan. Besar kepala orang dewasa hanya 1/8 panjang badannya dan anggota
geraknya ½ panjang badannya. Pada umur 2 tahun, umbilicus merupakan pusat badan,
sedangkan pada orang dewasa pusat badan adalah simfisis. Berat fetus 90%
terdiri dari air, sedangkan pada bayi baru lahir 70-80% dan pada orang dewasa
50%. Setelah bayi lahir, berat badan akan menurun karena kurangnya minum,
kehilangan cairan tubuh melalui kencing, pernafasan kulit dan mekonium. Penurunan
fisiologis ini dapat mencapai 10% dari berat badan waktu lahir.
Sesudah 10-14 hari berat badan waktu lahir dapat dicapai
kembali. Ciri khas dari anak ialah ia selalu berubah baik secara jasmaniah
maupun secara fungsional (Hasan dan Alatas, 1985).
Pada
umumnya anak memiliki pola pertumbuhan dan perkembangan normal yang
merupakanhasil interaksi banyak faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan anak. Adapun faktor-faktor tersebut antara lain:
a.
Faktor dalam (internal)
yang berpengaruh pada tumbuh kembang anak.
1)
Ras/etnik atau bangsa
Anak yang dilahirkan dari
ras/bangsa Amerika, maka ia tidak memiliki faktor herediter ras/bangsa
Indonesia atau sebaliknya.
2)
Keluarga
Ada
kecenderungan keluarga yang memiliki postur tubuh tinggi, pendek, gemuk atau
kurus.
3)
Umur
Kecepatan pertumbuhan yang pesat
adalah pada masa prenatal, tahun pertama
kehidupan dan masa remaja.
4)
Jenis kelamin
Fungsi reproduksi pada anak
perempuan berkembang lebih cepat daripada lakilaki. Tetapi setelah melewati
masa pubertas, pertumbuhan anak laki-laki akan lebih cepat.
5)
Genetik
Genetik (heredokonstitusional)
adalah bawaan anak yaitu potensi anak yang akan menjadi ciri khasnya. Ada
beberapa kelainan genetik yang berpengaruh pada tumbuh kembang anak seperti
kerdil.
6)
Kelainan kromosom.
Kelainan kromosom umumnya disertai
dengan kegagalan pertumbuhan seperti pada sindroma Down’s dan sindroma
Turner’s.
b.
Faktor luar
(eksternal).
Faktor
Prenatal
1) Gizi
Nutrisi ibu hamil terutama dalam trimester
akhir kehamilan akan mempengaruhi pertumbuhan janin.
2) Mekanis
Faktor mekanis
seperti posisi fetus yang abnormal dan oligohidramnion dapat menyebabkan
kelainan kongenital seperti clubfoot, mikrognatia dan kaki bengkok. Kelainan
ini tidak terlalu berat karena mungkin terjadi pada masa kehidupan intrauterin
akhir. Implantasi ovum yang salah, yang juga dianggap faktor mekanis dapat
mengganggu gizi embrio dan berakibat gangguan pertumbuhan.
3) Toksin/zat
kimia
Beberapa obat-obatan seperti
Aminopterin, Thalidomid dapat menyebabkan kelainan kongenital seperti
palatoskisis.
4) Endokrin
Diabetes melitus dapat menyebabkan
makrosomia, kardiomegali, hiperplasia adrenal.
5) Radiasi
Paparan radium dan sinar Rontgen
dapat mengakibatkan kelainan pada janin seperti mikrosefali, spina bifida,
retardasi mental dan deformitas anggota gerak, kelainan kongential mata,
kelainan jantung.
6) Infeksi
Infeksi pada trimester
pertama dan kedua oleh TORCH (Toksoplasma, Rubella, Sitomegalo virus, Herpes
simpleks) dapat menyebabkan kelainan pada janin seperti katarak, bisu tuli,
mikrosefali, retardasi mental dan kelainan jantung kongenital. Rubela (German measles) dan mungkin pula infeksi virus
atau bakteri lainnya yang diderita oleh ibu pada waktu hamil muda dapat
mengakibatkan kelainan pada fetus seperti katarak, bisu tuli, mikrosefali,
retardasi mental dan kelainan kongenital jantung. Lues kongenital merupakan
contoh infeksi yang dapat menyerang fetus intrauterin sehingga terjadi gangguan
pertumbuhan fisis dan mental. Toksoplasmosis pranatal dapat mengakibatkan
makrosefali kongenital atau mikrosefali dan renitinitis.
7) Kelainan
imunologi
Eritobaltosis
fetalis timbul atas dasar perbedaan golongan darah antara janin dan ibu sehingga ibu
membentuk antibodi terhadap sel darah merah
janin, kemudian melalui plasenta masuk dalam peredaran darah janin dan akan menyebabkan hemolisis
yang selanjutnya mengakibatkan hiperbilirubinemia
dan Kern icterus yang akan menyebabkan kerusakan jaringan otak.
8) Anoksia
embrio
Anoksia
embrio yang disebabkan oleh gangguan fungsi plasenta menyebabkan pertumbuhan terganggu.
9) Psikologi
ibu
Kehamilan yang tidak diinginkan,
perlakuan salah/kekerasan mental pada ibu hamil dan lain-lain.
- Faktor
Persalinan
Komplikasi
persalinan pada bayi seperti trauma kepala, asfiksia dapat menyebabkan
kerusakan jaringan otak.
- Faktor
Pascasalinan
1) Gizi
Untuk tumbuh kembang bayi,
diperlukan zat makanan yang adekuat.
2) Penyakit
kronis/ kelainan kongenital
Tuberkulosis, anemia, kelainan
jantung bawaan mengakibatkan retardasi pertumbuhan jasmani.
3) Lingkungan
fisis dan kimia.
Lingkungan sering disebut melieu
adalah tempat anak tersebut hidup yang berfungsi sebagai penyedia kebutuhan
dasar anak (provider). Sanitasi lingkungan yang kurang baik, kurangnya sinar
matahari, paparan sinar radioaktif, zat kimia tertentu (Pb, Mercuri, rokok,
dll) mempunyai dampak yang negatif terhadap pertumbuhan anak.
4) Psikologis
Hubungan anak dengan orang
sekitarnya. Seorang anak yang tidak dikehendaki oleh orang tuanya atau anak
yang selalu merasa tertekan, akan mengalami hambatan di dalam pertumbuhan dan
perkembangannya.
5) Endokrin
Gangguan hormon, misalnya pada
penyakit hipotiroid akan menyebabkan anak mengalami hambatan pertumbuhan.
6) Sosio-ekonomi
Kemiskinan selalu berkaitan dengan
kekurangan makanan, kesehatan lingkungan yang jelek dan ketidaktahuan, akan
menghambat pertumbuhan anak.
7) Lingkungan
pengasuhan
Pada lingkungan pengasuhan,
interaksi ibu-anak sangat mempengaruhi tumbuh kembang anak.
8) Stimulasi
Perkembangan memerlukan
rangsangan/stimulasi khususnya dalam keluarga, misalnya penyediaan alat mainan,
sosialisasi anak, keterlibatan ibu dan anggota keluarga lain terhadap kegiatan
anak.
9) Obat-obatan
Pemakaian kortikosteroid jangka
lama akan menghambat pertumbuhan, demikian halnya dengan pemakaian obat
perangsang terhadap susunan saraf yang menyebabkan terhambatnya produksi hormon
pertumbuhan (Tanjung, 2007)
0 komentar:
Posting Komentar