Perdarahan Uterus Disfungsional merupakan perdarahan abdomen tanpa adanya lesi organik yang nyata di uterus. Berbagai penyebab perdarahan disfungsional dapat dibagi menjadi empat kelompok fungsional:
1. Kegagalan ovulasi. Siklus anovulatorik menyebabkan
kelebihan estrogen relatif terhadap progesteron. Oleh karena itu endometrium
mengalami fase proliferatif yang tidak diikuti oleh fase sekretorik normal.
Kelenjar endometrium mengalami perubahan kistik ringan dan tampak kacau dengan
stroma yang relatif sedikit, yang memerlukan progesteron untuk
mempertahankannya. Endometrium yang kurang ditopang ini mengalami kolaps secara
parsial, disertai ruptur arteri spiral dan perdarahan.
2. Fase luteal yang tidak adekuat. Korpus luteum gagal
mengalami pematangan yang menyebabkan kekurangan relatif progesteron.
Kekurangan ini menyebabkan perlambatan terbentuknya fase sekretorik.
3. Perdarahan yang dipicu oleh kontrasepsi. Kontrasepsi
yang mengandung estrogen dan progesteron sintetik memicu kemunculan kelenjar
dan stroma yang tidak sesuai.
4.
Gangguan endometrium, termasuk endometrium kronik,
polip endometrium, dan leiomioma submukosa.
(Robbin
& Kumar, 2007).
Gejala
klinis yaitu perdarahan uterus abnormal (menoragia, metroragia) dan perdarahan
pasca menopause. Pemeriksaan penunjang dengan pemeriksaan kadar progesteron,
biopsi endometrium (pada wanita yang sudah menikah), laboratorium darah dan
hemostasis, USG, serta radio immunoassay.
Langkah
diagnosis dimulai dengan menyingkirkan kelainan organik. Pada anamnesis, perlu
diketahui usia menars, siklus haid setelah menars, lama dan jumlah darah haid,
serta latar belakang kehidupan keluarga dan latar belakang emosionalnya.
Pemeriksaan fisik umum dinilai adanya hipo/hipertiroid dan gangguan hemostasis
seperti peteki. Pemeriksaan ginekologik dilakukan untuk menyingkirkan adanya
kelainan organik seperti perlukaan genitalia, erosi/radang atau polip serviks,
maupun mioma uteri. Diagnosis ditegakkan berdasarkan pengukuran suhu basal
badan atau pemeriksaan hormon FSH dan LH
(Price
& Wilson, 2006).
Daftar Pustaka
Prince & Wilson. 2006. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit Edisi 6. Jakarta: EGCRobbins & Kumar. 2007. Buku Ajar Patologi Edisi 7. Jakarta: EGC.
0 komentar:
Posting Komentar