Jumat, 13 Juli 2012

Asma Bronkial (Lanjutan)



Gejala Klinis
Penyakit asma mempunyai manifestasi fisiologis berbentuk penyempitan yang meluas pada saluran udara pernafasan yang dapat sembuh spontan atau sembuh dengan terapi. Penyakit ini brsifat episodik dengan eksaserbasi akut yang diselingi oleh periode tanpa gejala.
Keluhan utama penderita asma adalah sesak napas mendadak disertai inspirasi yang lebih pendek dibandingkan dengan fase ekspirasi dan diikuti oleh bunyi mengi (wheezing), batuk yang disertai serangan sesak napas yang kumat-kumatan. Pada beberapa penderita asma keluhan tersebut dapat ringan, sedang atau berat dan sesak napas penderita timbul mendadak, dirasakan makin lama makin meningkat atau tiba-tiba menjadi berat. Hal ini sering terjadi terutama pada penderita dengan rhinitis alergika atau radang saluran napas bagian atas. Sedangkan pada sebagian besar penderita keluhan utama ialah sukar bernapas disertai rasa tidak enak di daerah retrosternal.

Diagnosis asma bronkial 
1. Anamnesa
a.         Keluhan sesak nafas, mengi, dada terasa berat atau tertekan, batuk berdahak yang tak kunjung sembuh, atau batuk malam hari.
b.         Semua keluhan biasanya bersifat episodik dan reversible.
c.         Mungkin ada riwayat keluarga dengan penyakit yang sama atau penyakit alergi yang lain.
2. Pemeriksaan Fisik
  • Keadaan umum : penderita tampak sesak nafas dan gelisah, penderita lebih nyaman dalam posisi duduk.
  • Jantung : pekak jantung mengecil, takikardi.
  • Paru :
a.          Inspeksi : dinding torak tampak mengembang, diafragma terdorong ke bawah.
b.         Auskultasi : terdengar wheezing (mengi), ekspirasi memanjang.
c.          Perkusi : hipersonor
d.         Palpasi : Vokal Fremitus kanan=kiri
3. Pemeriksaan laboratorium
  1. Darah rutin didapat peningkatan eosinofil dan IgE
  2. Sputum didapat adanya eosinofil, spiral crushman, kristal charcot Leyden.
  3. Foto toraks dapat normal diluar serangan, hiperinflasi saat serangan, adanya penyakit lain
  4. Faal paru (spirometri /peak flow meter) menilai berat obstruksi, reversibilitas, variabilitas
  5. Uji provokasi bronkus untuk membantu diagnosis
Penatalaksanaan
1. Terapi awal
  • Pasang Oksigen 2-4 liter/menit dan pasang infuse RL atau D5.
  • Bronkodilator (salbutamol 5 mg atau terbutalin 10 mg) inhalasi dan pemberian dapat diulang dalam 1 jam.
  • Aminofilin bolus intravena 5-6 mg/kgBB, jika sudah menggunakan obat ini dalam 12 jam sebelumnya cukup diberikan setengah dosis.
  • Anti inflamasi (kortikosteroid) menghambat inflamasi jalan nafas dan mempunyai efek supresi profilaksis
  • Ekspektoran à adanya mukus kental dan berlebihan (hipersekresi) di dalam saluran pernafasan menjadi salah satu pemberat serangan asma, oleh karenanya harus diencerkan dan dikeluarkan, misalnya dengan obat batuk hitam (OBH), obat batuk putih (OBP), gliseril guaiakolat (GG)
  • Antibiotik hanya diberikan jika serangan asma dicetuskan atau disertai oleh rangsangan infeksi saluran pernafasan, yang ditandai dengan suhu yang meninggi.
2. Terapi serangan asma akut
Berat ringannya serangan
Terapi
lokasi
Ringan
Terbaik : Agonis beta 2 inhalasi diulang setia 1 jam
Alternatif : agonis beta 2 oral 3 X 2 mg
Di rumah
Sedang
Terbaik : oksigen 2-4 liter/menit dan agonis beta 2 inhalasi
Alternatif :agonis beta 2 IM/adrenalin subkutan. Aminofilin 5-6mg/kgbb
- puskesmas
- klinik rawat jalan
- IGD
-praktek dokter umum
-rawat inap jika tidak ada respons dalam 4 jam.
Berat
Terbaik :
-Oksigen 2-4 liter/menit
-agonis beta 2 nebulasi diulang s/d 3 kali dalam 1 jam pertama
-aminofilin IV dan infuse
-steroid IV diulang tiap 8 jam
- IGD
- Rawat inap apabila dalam 3 jam belum ada perbaikan
-pertimbangkan masuk ICU jika keadaan memburuk progresif.
Mengancam jiwa
Terbaik
-lanjutkan terapi sebelumnya
-pertimbangkan intubasi dan ventilasi mekanik
ICU
3. Terapi Edukasi kepada pasien/keluarga bertujuan untuk
  • meningkatkan pemahaman (mengenai penyakit asma secara umum dan pola penyakit asma sendiri)
  • meningkatkan keterampilan (kemampuan dalam penanganan asma sendiri/asma mandiri)
  • membantu pasien agar dapat melakukan penatalaksanaan dan mengontrol asma
4. Pencegahan
  • Menjauhi alergen, bila perlu desensitisasi
  • Menghindari kelelahan
  • Menghindari stress psikis
  • Mencegah/mengobati ISPA sedini mungkin
  • Olahraga renang, senam asma
 Komplikasi
1. Pneumotoraks
2. Pneumodiastinum dan emfisema subcutis
3. Atelektasis
4. Gagal nafas

0 komentar:

Posting Komentar