PPOK adalah
penyakit paru kronik yang ditandai oleh hambatan aliran udara di saluran napas
yang bersifat progressif nonreversibel atau reversibel parsial, serta adanya respons inflamasi paru terhadap
partikel atau gas yang berbahaya (GOLD, 2009).
PPOK terdiri dari
bronkitis kronik dan emfisema atau gabungan keduanya. Bronkitis kronik adalah kelainan
saluran napas yang ditandai oleh batuk kronik berdahak minimal 3 bulan dalam
setahun, sekurang-kurangnya dua tahun berturut - turut, dan tidak disebabkan
penyakit lainnya. Sedangkan Emfisema adalah suatu kelainan anatomis paru yang
ditandai oleh pelebaran rongga udara distal bronkiolus terminal, disertai
kerusakan dinding alveoli. (PDPI, 2003).
B. Faktor Resiko
Kebiasaan merokok merupakan satu - satunya penyebab kausal yang
terpenting, jauh lebih penting dari faktor penyebab lainnya. Dalam pencatatan
riwayat merokok perlu diperhatikan penderita termasuk dalam golongan perokok
aktif, perokok pasif, atau bekas perokok (PDPI, 2003).
Hubungan
antara rokok dengan PPOK menunjukkan hubungan dose response, artinya
lebih banyak batang rokok yang dihisap setiap hari dan lebih lama kebiasaan
merokok tersebut maka risiko penyakit yang ditimbulkan akan lebih besar.
Hubungan dose response tersebut dapat dilihat pada Indeks Brigman, yaitu
jumlah konsumsi batang rokok per hari dikalikan jumlah hari lamanya merokok
dalam satu tahun (Suradi, 2009). Berdasarkan Indeks Brigman, derajat merokok yang
dapat digolongkan menjadi:
Ringan :
0-200
Sedang : 200-600
Berat : >600
(PDPI, 2003)
Faktor
resiko lain yang dapat mempengaruhi untuk terjadinya PPOK antara lain Riwayat
terpajan polusi udara di lingkungan dan tempat kerja, Hipereaktiviti bronkus,
Riwayat infeksi saluran napas bawah berulang, dan Defisiensi antitripsin alfa –
1.
C. Patogenesis
Obstruksi saluran napas pada PPOK bersifat ireversibel dan terjadi
karena perubahan struktural padasaluran napas kecil yaitu inflamasi, fibrosis, metaplasi sel goblet dan
hipertropi otot polos penyebab utama obstruksi jalan napas (PDPI, 2003).
Faktor risiko utama dari PPOK adalah merokok.
Komponen-komponen asap rokok merangsang perubahan pada sel-sel penghasil mukus
bronkus. Selain itu, silia yang melapisi bronkus mengalami kelumpuhan atau
disfungsional serta metaplasia. Perubahan-perubahan pada sel-sel penghasil
mukus dan silia ini mengganggu sistem eskalator mukosiliaris dan menyebabkan
penumpukan mukus kental dalam jumlah besar dan sulit dikeluarkan dari saluran
napas. Mukus berfungsi sebagai tempat persemaian mikroorganisme penyebab
infeksi dan menjadi sangat purulen. Timbul peradangan yang menyebabkan edema
jaringan. Proses ventilasi terutama ekspirasi terhambat. Timbul hiperkapnia akibat
dari ekspirasi yang memanjang dan sulit dilakukan akibat mukus yang kental dan
adanya peradangan (GOLD, 2009).
Komponen-komponen
asap rokok juga merangsang terjadinya peradangan kronik pada paru.
Mediator-mediator peradangan secara progresif merusak struktur-struktur
penunjang di paru. Akibat hilangnya elastisitas saluran udara dan kolapsnya
alveolus, maka ventilasi berkurang. Saluran udara kolaps terutama pada
ekspirasi karena ekspirasi normal terjadi akibat pengempisan (recoil)
paru secara pasif setelah inspirasi. Dengan demikian, apabila tidak terjadi recoil
pasif, maka udara akan terperangkap di dalam paru dan saluran udara kolaps
(GOLD, 2009).
Daftar Pustaka
Chojnowski,
D., 2003. “GOLD” Standards for Acute Exacerbation in COPD. The Nurse
Practitioner. EBSCO Publishing 28 (5): 26-36.
Global Initiative for Chronic Obstructive
Lung Disease. 2009. Global Strategy for The Diagnosis, Management, and
Prevention of Chronic Obstructive Pulmonary Disease. Barcelona: Medical
Communications Resources. Available from: http://www.goldcopd.org
Perhimpunan Dokter Paru Indonesia. 2003. PPOK
(Penyakit Paru Obstruksi Kronik), Pedoman Praktis Diagnosis dan Penatalaksanaan
di Indonesia. Available from: http://www.klikpdpi.com/konsensus/konsensus-ppok/ppok.pdf
Sherwood, L., 2001. Sistem Pernapasan. Fisiologi
Manusia dari sel ke sistem edisi 2. Jakarta: EGC, 410-460.
Suradi. 2009. Pengaruh Rokok Pada Penyakit
Paru Obstruktif Kronik (PPOK) Tinjauan Patogenesis, Klinis dan Sosial.
Pidato Guru Besar, Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Available from: http://www.uns.ac.id/2009/penelitian.php?act=det&idA=263
0 komentar:
Posting Komentar